Senin, 30 Juli 2012

SORE HARI YANG MENGENANGKAN

Entah tepat pada hari apa waktu itu ??? sepulang kerja saya terbiasa tidak langsung pulang dulu, entah ke mall, ke rumah teman, dll tp kebetulan pada saat itu saya pingin sekali makan soto kalkulator yang ada di taman bungkul surabaya, kalau teman - teman  pernah ke surabaya pastilah tahu dimana itu taman bungkul !

sebuah taman dimana tempat makam sunan bungkul, yang dulu nya hanya seperti tanah kosong yang tak terawat di tengah - tengah kota surabaya, namun sekarang taman bungkul sudah di renovasi oleh pihak pemkot surabaya dan di jadikan sebuah taman yang sangat nyaman untuk tempat tongkrongan bagi para kawula muda, maupun keluarga.

oke kita lanjut, setelah perjalanan dari kantor akhirnya sampai juga di taman bungkul dan langsung menuju tempat parkir pas di depan warung soto tersebut, sambil menunggu soto datang saya nikmati dulu se teh segar. dan tak lama kemudian hidangan soto datang juga :D selepas menikmati hidangan soto, saya sempat kan mampir di warung sebelah nya ? waktunya menikmati es juz alpokat yg segar. sembari menikmati suasana santai di tempat itu kemudian datang seorang anak laki - laki kecil menghampiri saya.

dengan pakaian yang compang camping agak kotor, dan mata sebelah kiri di perban, dengan badan kurus kering dan kulit hitam. dia menawarkan jajakan nya yaitu kue lompia, kebetulan salah satu kue favourit saya :)  dia tawarkan : " mas nggak beli lompia mas ???? berapaan dek ( jawabku ), seribu an mas 1 biji, yaudah saya beli 2 ya "saya jawab sambil memberikan duit Rp 5,000, kebetulan dia tidak punya kembalian waktu itu, dia bilang mas saya nggak ada kembalian nya, nggak ada uang pas mas ? tanya dia. saya bilang sudah ambil aja semuanya. malah dia menyahut tunggu sebentar ya mas saya carikan uang kembalian nya dulu seolah - olah dia tidak mendengar dari apa yang saya ucapkan.

lengkap sudah kenikmatan yang saya alami sore itu karena ada tambahan kue lompia, karena saya memang tidak berharap anak kecil penjual kue tadi datang untuk mengembailkan uang kembalian, saya berencana setengah jam lagi saya pulang karena menghabiskan 2 potong lompia, satu gelas besar es juz, dan rokok beberapa batang. cukuplah 1/2 jam.

seperempat jam kemudian ternyata anak kecil itu datang dan memberikan uang kembalian saya 3ribu, " ini mas kembalian nya, kaget waktu itu dan saya bilang sama dia, sudah ambil aja anggap aja itu bonus buat kamu, dia jawab kembali ndak mas, ini kan uangnya mas, saya jawab lagi iya itu buat kamu, dia jawab lagi ndak mas sama minta maaf, saya nggak mau karena saya sudah di pesenin ibu untuk bantu ibu jualan, tapi saya nggak boleh ngemis nanti kalau saya terima uang nya mas, saya takut di marahi ibu mas.

sontak dalam hati saya menangis pada saat itu dan terucap "subhanallah" kagum,teraharu campur aduk jadi satu, tanpa sadar air mata saya meleleh saat itu, hanya karna ucapan singkat yang terlontar dari mulut seorang anak kecil berumur kurang lebih 8 tahun, yang di paksa untuk melawan  kerasnya kehidupan yang mestinya dia saat jam segitu harus belajar untuk persiapan sekolah besok, namun dia harus membantu mengais rejeki untuk kebutuhan keluarga. namun saya tidak melihat sebuah penyesalan sedikit pun dari mimik wajah polos itu, dengan senyum dia memberikan uang itu ke tangan saya. dan kemudian berlalu pergi dan berlari, dalam hati, saya yakin ditengah kesulitan yang dia hadapi sekarang adalah salah satu bentuk persyaratan yang mesti dia jalankan untuk mendapatkan sebuah kesuksesan yang akan dia dapatkan di kemudian hari nanti kelak saat dia dewasa.

kagum dan salut terhadap sosok anak tersebut, serta menyaluti ibu dari anak tersebut yang begitu luar biasa memberikan pengertian yang positif untuk sang buah hati walaupun dalam keadaan perekonomian yang sangat sederhana.

Minggu, 29 Juli 2012

LEBIH SERING MELIHAT KEBAWAH ITU LEBIH BAIK !!!

Dari pinggir kaca rumah, di antara celah kain gorden, saya melihat laki-laki itu bolak - balik di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.

Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?

Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dijaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?

Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.

Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.
Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.

Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.

Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?

Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini:
—–
“Ibu yang baik…,  saya minta maaf telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya.

Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.

Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.
Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.

Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?

Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.

Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.

Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.

Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.

Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu…, Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu…, tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf.”
—–
Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.

Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.

Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.

Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.

Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya.
Yuni menghampiri saya dan bilang, “Mama, saya bangga jadi anak Mama.” Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.



Rabu, 25 Juli 2012

DI SAAT ANDA MENDAPATI COBAAN DALAM HIDUP ANDA !!!!

Kata orang, hidup ini layaknya roda kehidupan. Kadang berada di atas, kadang berada di bawah. Ada pula yang bilang hidup ini seperti ombak di pantai. Kadang tenang, namun tak jarang pula menghantarkan gelombang yang begitu kencang. Apa pun perumpamaan manusia terhadap kehidupan ini, intinya adalah hidup ini takkan setenang air di dalam kolam. Akan ada goncangan-goncangan, hambatan-hambatan, dan ujian-ujian yang bermacam-macam bentuknya.

Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber. Semua itu berasal dari pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.

Mungkin anda pernah dengar cerita sebuah "cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko". Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik. *

Mungkin kita sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, fatigue, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi anda tidak menyukai bentukan itu, tapi anda harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.

Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, anda sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau anda berhasil menghadapi ujian ini, anda akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?

Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.

Apakah yang diperoleh orang-orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang-orang yang telah menemukan Allah di dalam dirinya? Sungguh antara yang pertama dan kedua tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya.

BISAKAH KITA MEMBELI PERJUANGAN IBU KITA ????

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.

Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.

Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Bu, saya mau berhenti sekolah dan membantu Ibu bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu Ibu sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau Ibu sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya Ibu yang akan bawa kesana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, Ibunya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh Ibunya.

Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .

Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai Ibu kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi negeri dengan nilai memuaskan.

Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.

Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."

Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun Ibunya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan Ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat ibunya dan berkata: "Oh Ibuku...... ......... ...

Inti dari Cerita ini adalah:

Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang Ibu yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang Ibu demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses dimasa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada Ibu dimanapun Ibu kita berada dengan satu kalimat: " Terimakasih Ibu.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. .. selamanya.... :) 

Senin, 23 Juli 2012

Unique Selling Proposition (USP)


USP perusahaan adalah sesuatu yg membedakan antara perusahaanmu dengan competitor. Hal tersebut membuat perusahaanmu unik sehingga orang akan memilih utk berbisnis dengan anda daripada competitor anda. USP anda menjelaskan keuntungan yg berbeda pada customer anda.

Satu kesalahan fatal dari bisnis yg dijalankan adalah tidak menjadi sesuatu yg unik. Sekarang kamu harus menjadikan bisnismu sesuatu yg unik atau lain daripada yg lain. Hari ini ada banyak sekali pilihan untuk customer. Jika kamu mau bertahan hidup dan bertumbuh maka kamu harus membedakan dirimu dimata prospek customer yg ada. USP kamu menjelaskan pada dunia seberapa berbedanya kamu dari yg lain.

 
  ______________________________

  Kenapa USP kamu begitu penting
  ______________________________


Untuk menjadi bisnis yg sukses kamu tdk perlu menjadi yg terbaik, kamu hanya perlu menjadi unik. Mengidentifikasi, mengembangkan dan menjalankan USP kamu didalam setiap hal yg kamu lakukan adalah suatu tantangan. Tapi apa yg kamu dapat sangat sebanding dengan usahamu. Hal tsb akan membedakan kamu, membuatmu terkenal, dan memberimu keuntungan lebih dari semua yg ada dipasar bisnismu.

Bisnis yg ikut2an jarang sekali bertahan. Mereka biasanya terjebak dalam perang harga karena mereka tdk memiliki sesuatu yg unik untuk memberi nilai di pikiran prospek customer. Mereka hanya memiliki senjata satu2nya utk berkompetisi yaitu harga. Dan kecuali kamu memiliki modal yg lebih besar drpd kompetitormu maka kamu akan kalah.


  ______________________________

Jadikan USP kamu sejelas-jelasnya
  ______________________________


Semakin jelas kamu memberitahukan USP kamu, maka akan lebih sering customer memilih kamu daripada kompetitormu. Kamu harus memakai USP kamu utk mendominasi pasar lokalmu. Saat customer berpikir utk beli barang di bidangmu, maka namamu harus menjadi yg pertama kali muncul dalam pikiran mereka. 

 
USP kamu harus dibuat nyata dan dianggap keuntungan dalam pemikiran prospek customermu. Sebagai contoh, Domino pizza memberi garansi yg berani yaitu saat mereka tidak mengantar pizza dalam 30 menit maka pizza tsb dianggap gratis. Domino mewujudkan USP mereka.


  ______________

  Menjadi Spesifik
  ______________


Berapa banyak macam bisnis yg kamu dengar, “Pilihan Terbaik” atau “ Pelayanan dengan Senyuman”, saya harus memberi tahu kamu bahwa kalimat tersebut sudah basi, dan sudah banyak yang memakainya. Jadilah spesifik dengan USP kamu. Saat Domino menjelaskan bahwa pizzamu akan, (1) segar, (2) panas, dan (3) diantar dalam waktu 30menit, itu adalah spesifik dan terukur. ‘belilah sekarang dan pasanglah malam ini’, itu juga spesifik dan terukur.


  ______________________________________

  Bagaimana utk mengidentifikasi dan mengembangkan USP kamu
  ______________________________________


Kamu tidak perlu terburu-buru atau terlalu cepat untuk menentukan USP kamu. Kamu akan menghabiskan ribuan dolar utk beriklan dan mempromosikan USP kamu. Saat kamu sudah mengedarkannya dan memutuskan utk mengubahnya maka kamu akan mulai membingungkan prospekmu dan akan menghabiskan biaya yg lbh banyak untuk mewujudkan USP yg lain.
 
Saat USP tersebut adalah janji atau garansi maka kamu harus memastikan bahwa kamu bisa memenuhi USP tersebut. Domino memiliki USP yg berani. Untuk mengantar pizza ke rumah setiap orang di area pasar mereka dalam waktu 30menit kadang adalah hal yg sulit utk dilakukan. Tapi keuntungan yg didapat adalah fantastis.
.
Bagaimana kamu memilih USP? Pertama kali kamu harus mengidentifikasi kebutuhan apa yg kira2 tidak bisa dipenuhi oleh pasar local di bidangmu. Hal ini dinamakan “celah prestasi”. Banyak bisnis yg didasarkan dari celah prestasi tersebut bisa berhasil.


Ini adalah bbrp contoh yg ada dlm bisnis industry kecil:


  * Contoh #1 – Bisnis Bengkel *

     - Performance Gap (problem) = bengkel mobil memiliki reputasi tidak jujur.

     - Potential USP (solution) = 'kalau tidak rusak, kami tidak akan memperbaiki!'



  * Contoh  #2 – Bidang kedokteran gigi *

     - Performance Gap (problem) = tidak ada seorang pun yang suka pergi ke dokter gigi karena pengalaman menyakitkan mereka.

     - Potential USP (solution) = 'dokter gigi yg menenangkan, aman, tidak sakit, jalan untuk mendapatkan gigi yg sehat'


  * Contoh  #3 – Bidang Real Estate *

     - Performance Gap (problem) = orang-orang kuatir karena untuk memakai agen perumahan karena mereka tidak percaya bahwa agen tersebut dapat menjual dengan cepat.

     - Potential USP (solution) = '13 point rencana pemasaran yang kuat membuat rumah anda terjual kurang dari 30 hari'


  • Contoh #4 – Bidang Konsultan *

         - Performance Gap (problem) = pebisnis kuatir menyewa konsultan bisnis karena mahal dan tidak menghasilkan.

         - Potential USP (solution) = '5 jalan kami utk mendapatkan keuntungan tidak memerlukan pembayaran didepan dan menggaransi performa perusahaanmu atau uangmu kembali’


Kamu dapat melihat bahwa celah prestasi “problem” yg ada dapat membawa kamu kepada USP yang dahsyat. Kamu juga bisa memilih apa celah prestasi/ problem yg bisa memberimu USP yg dahsyat. Sebagai contoh, jika kamu adalah took elektronik dan kamu memiliki persediaan yg lebih daripada org lain di kotamu maka mungkin USP mu adalah ‘kami memiliki pilihan 10 kali lebih banyak daripada semua toko yang ada di kota ini. Silakan mengunjungi yg lain, lalu datanglah kemari untuk belanja ditempat terbaik’.
 

  ______________________________________

  USP kamu tidak harus unik
  ______________________________________

kisah klasik anak sholeh

             Di suatu hari, ada seorang anak yang bernama indra dia berusia 8 tahun, Ia seorang anak yatim...ia tinggal bersama ibu nya  yg bernama rina… kehidupan Ibu tersebut begitu miskin,penghasilan  sehari-hari ia dapat dari memulung barang2 bekas…penghasilan dari memulung barang-barang bekas tidak seberapa...paling ia dapat,2 ribu sampai dengan 5 ribu rupiah,paling besar dia mendapat 10 ribu rupiah...jangankan biaya buat menyekolahkan indra,,,untuk biaya kehidupan sehari-hari saja sulit...dia tinggal di rumah yang sudah roboh,yang terbuat dari kayu...pokonya rumah itu tidak layak untuk di pakai tmpat tinggal, karena tidak ada lg tempat tinggal...mereka terpaksa tinggal di sana.

                  pada suatu hari indra bertanya kapada ibunya…
Indra: ”ibu, Allah itu katanya baik ya bu,katanya Allah itu maha pengasih dan penyayang ya bu,,?”

Rina:”iya nak,Allah itu baik,maha pengasih dan maha penyayang,knp engkau bertanya      seperti itu nak?”
Indra:”ia bu,tp indra bingung… !!!”
Rina:”Lho…Bingung knp nak?...
Indra:”ia bu,katanya Allah maha pengasih dan penyayang,tp indra selalu berdoa supaya ibu mempunyai rizky banyak,supaya  ibu bisa menyekolahkan indra,tp Allah tidak mengabulkan aja ya bu?..”
Sambil senyum si ibu menjawab pertanyaan dr indra…

Rina:”bukan Allah tidak mengabulkan nak,tapi belum di kabulkan,tp insya Allah,doa kamu disuatu saat nanti pasti Allah akan kabulkan  nak,tapi tidak sekarang.mungkin Allah menguji kita dengan cara begini nak,supaya kita selalu bersyukur dan selalu mengingat akan nikmatnya yang telah Allah berikan nak…!!!

Indra:”owh begitu ya bu?..”

Rina:”ia nak,bersabarlah ya nak?..(Sambil mata berkaca-kaca menahan rasa haru di dalam hati)
Indra:”ia bu,,, !!!.  bu perut indra  lapar…

Rina:Sebentar nak,ibu cari makanan dulu keluar ya nak,indra tunggu di sini ya,jangan kemana-mana (akhirnya si ibu tidak bisa menahan lagi,dan air mata pun keluar membasahi pipinya).

Indra :ia bu,,,hati-hati ya bu,dan jangan lupa berdoa dulu kepada Allah,insya Allah pasti Allah akan menolong ibu.Dan di sini indra pun akan selalu mendoakan ibu,supaya ibu bisa kembali dengan selamat…

Rina:ia,nak..ibu pun pasti akan selalu mendoakan engkau nak (si ibu menangis semakin kuat,dan suasana pun semakin haru)
Dan rina pun pergi keluar rumah untuk mencari makanan untuk indra,dengan perasaan gelisah karena meninggalkan indra sendirian di rumah,di campur perasaan bingung,,karena ia harus mencari kmana makanan,sedangkan uang sepeser pun ia tidak punya.
Sambil berjalan ia meneteskan air mata,dan ada seorang pemuda  yang pemuda melihat rina berjalan sambil menangis.dan pemuda itu pun menghampiri rina dan bertanya.

Pemuda:”kenapa engkau menangis bu?”
Rina :”saya sedang bingung tuan..!!!”
Pemuda:”Lho,,,Bingung knp bu?...”
Rina:”saya bingung,,,anak saya sedang kelaparan,dan saya bingung harus mencari makan kemana?...sedangkan uang sepeser pun aq tidak punya…!!!
Pemuda:”owh,jadi itu masalahnya…? Yaudah ambil saja uang ini,dan belikan makanan untuk anak mu (sambil mengeluarkan uang RP 100.000)
Rina:”tidak tuan,maaf saya tidak bisa terima,saya masih bias cari sendiri kok tuan”.
Pemuda:”ayolah bu,ambil saja ini…demi anak mu..kasiankan anakmu lagi kelaparan…!!!
Dengan berat hati rina menerima pemberian pemuda itu karena keadaan terdesak..
Rina:”Terimaksih banyak tuan,semoga Allah membalas kebaikan tuan kepada saya”.
Pemuda:”amin,,,”
Dan akhirnya rina  pergi ke warung nasi untuk membeli makanan untuk indra..setelah membeli makanan dan rina pun pulang dengan gembiranya,karena rina telah mendapatkan makanan untuk indra.setelah sesampainya di rumah,

Rina: ”assalamu,alaikum,indra…alhmdulillah mendapatkan makanan
rina melihat indra sedang tergeletak di lantai,dengan keadaan pucat,
Rina: ”Astaghfirllah  indra,,km knp?...(dengan perasaan panik dan meneteskan air mata”
Indra :”Tidak apa bu,indra baik-baik saja (dengan nada melemah).alhmdllah, Allah doa mengabulkan doa indra bu,ternyata memang benar, Allah maha pengasih lagi maha penyayang,buktinya ibu bisa datang dengan membawa makanan.”
Rina :”ia nak(ibu menangis semakin kencang)"

Indra:”ibu kenapa menangis?..bu tadi indra bermimpi bertemu dengan ayah,lalu ayah mengajak indra jalan-jalan di tempat yang indah
Rina:”(Semakin tidak bisa menahan tangis)?”

Indra:”bu jaga diri ibu baik-baik iya,,,indra mau pergi jalan-jalan dulu sama ayah.asyhadu allaa illa ha ill Allah.wa asyhadu anna muhammadarrosulullah…
Dan akhirnya indra pun berpulang menemui sang khalik…dan ibu nya pun menangis dan merelakan kepergian indra…

Minggu, 22 Juli 2012

KEUNTUNGAN MEMPERBANYAK ISTIQHFAR

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas, ia ( Abdullah Bin Abbas ) berkata Rasulullah Saw, bersabda " barang siapa memperbanyak istiqhfar ( mohon ampun kepada Allah ) maka niscaya Allah menjadikan setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitanya kelapangan dan Allah akan memberikan rejeki (yang halal) dari arah yang tak di sangka - sangka " (di sahihkan oleh imam al-hakim [al-mustadrak, 4/262] dan syaikh Ahmad Muhammad syaikh [Hamsy al-musnad, 4/55] ) 

Dalam Hadist tersebut Nabi menggambarkan tentang tiga hasil yang di peroleh oleh orang yang memperbanyak istiqhfar, di antaranya : Jalan Keluar, Kelapangan untuk setiap kesempitanya dan akan memperoleh rezeki dari arah yang tak di sangka - sangka. selai itu dalam hadist lain Rasulullah Saw. menjelaskan "barang siapa yang memohon ampun kaum muslimin dan muslima setiap harinya 27 kali, maka ia adalah orang yang di terima doanya dan akan di kasihani oleh banyak orang. Barang siapa yang membaca istiqhfar sebanyak 3 kali sehabis shalat Fardlu, denga ucapan, Astaqfirullahal Azhim Alladzi La Ilaha Illa Huwal Hayyul Qayyum Wa Atubu Ilaihi" maka akan di hapuskan segala dosanya, meskipun termasuk pada kelompok yang melarikan diri dari medan jihad.

Dengan memperbanyak istiqhfar Allah akan mendatangkan rezeki yang berlimpah, menghapuskan segala dosa  dan akan menerima segala doa yang di panjatkan oleh hamba-nya, berkaitan dengan hal tersebut ada sebuah pengalaman dari salah seorang  kepala keluarga yang di impit oleh perasaan sedih dan cemas karena perusahaan tempat dimana ia bekerja bangkrut sehingga sehingga dirinya mengalami PHK dan perusahaan tempaya bekerja tidak memberikan pesangon yang layak untuk membiayai kebutuhan nya. sedang ia mempunyai 4 orang anak yg masih kecil - kecil serta belum memiliki sumber penghasilan lain yang dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.

ketika hatinya merasa sedih, kacau dan penuh dengan ketidakpastian serta terjerat oleh perasaan - perasaan negatif, untunglah tiba - tiba pada suatu hari ia mendengar ceramah dari seorang ustadz yang isi ceramahnya memberikan kesan yang mendalam pada dirinya, yaitu ketika penceramah tersebut mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda : "barang siapa yang banyak membaca istiqhfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahanya dan menjadikan kelapangan dari setiap kesempitanya. 

setelah itu ia bersama istri dan anak - anaknya selalu berusaha memperbanyak istiqhfar, ternyata beberapa bulan kemudian tiba - tiba ada kabar dari saudara almarhum bapak nya bahwa tanah warisan yang menjadi hak almarhum bapak nya akan di beli oleh saudaranya tersebut dengan harga yang cukup lumayan. selanjutnya keluarga tersebut membuka usaha rumah makan dengan di bantu anak - anak nya. meskipun di awal usahanya pernah mengalami jatuh bangun dan kerja keras, tapi berkat ketabahan dan kegigihan nya usaha tersebut terus berkembang hingga akhirnya ia pun mampu melaksanakan ibadah Haji dan menyekolahkan anak - anak nya hingga ke perguruan tinggi. dengan modal memperbanyak istiqhfar. Allah telah memperbaiki keadaan keluarganya sehingga lenyaplah segala kesulitan, kesedihan dan kecemasan yang sebelumnya yang selalu mengimpit keluarganya. dengan ijin Allah setiap musibah apapun yang menimpa diriku karena menaati perintah Allah bisa menjadi penghapus dosa. umar bin kathab pernah mengatakan, " ketika seorang di timpa musibah atau suatu penyakit, janganlah ia berputus asa apalagi menyalahan ketentuan Allah, sebab adanya musibah tersebut di dalam nya terdapat mengandung hikmah dan keuntungan. yaitu berupa penghapusan dosa, kesempatan untuk mendatangkan pahala karena ksabaranya dalam menghadapi musibah, keterjagaan dari kelalaian mengingat pertolongan Allah ketika sehat dan bahagia, pembaruan tobat dan peangssang agar menjadi orang yang dermawan dengan memberikan bantuan dan sedekah. 

Jumat, 20 Juli 2012

sudah kah anda bersyukur ???????????













Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, ''Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?'' Si supir menjawab, ''Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai'' Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, ''Bagaimana kamu bisa begitu yakin?''

Supirnya menjawab, ''Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan.''
Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Kamis, 19 Juli 2012

CERITA MENARIK SEORANG MAHASISWI

Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri dan
menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal.

Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut
menyentuh bahu saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua,
kecil, dan berkeriput,memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan
senyum yang cerah. Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku
berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?" Saya tertawa dan
dengan antusias menyambutnya,"Tentu saja boleh!". Diapun memberi saya
pelukan yang sangat erat.

"Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang masih muda dan tak berdosa
seperti ini?" tanya saya berolok-olok.
Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk menemukan suami yang
kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun dan 
bepergian."
"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat ingin tahu apa yang telah
memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di usianya. "Saya selalu
bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan kini saya sedang
mengambilnya!" katanya.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat mahasiswa 
dan
berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam tiga 
bulan
kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap tiada
henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan
kebijaksanaannya. Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus
dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan
segera mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai
sekali menghidupkannya suasana.

Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk berbicara di acara makan
malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah lupa apa yang
diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium.Begitu dia
mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima
kartu pidatonya terjatuh ke lantai.Dengan gugup dan sedikit malu dia
bercanda pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat
gugup. Saya sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya
tidak bisa menyusun pidato saya kembali, maka ijinkan saya
menyampaikan apa yang saya tahu."

Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan mulai, "Kita
tidak
pernah berhenti bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita
berhenti bermain.
Hanya ada empat rahasia untuk tetap awet muda,
tetap bahagia, dan meraih sukses.
Kamu harus tertawa dan menemukan humor setiap hari. Kamu harus 
mempunyai
mimpi.Bila kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali
orang yang berjalan di sekitar kita yang mati namun tidak
mengetahuinya!"

"Sungguh jauh berbeda antara menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu
berumur sembilan belas tahun dan berbaring di tempat tidur selama satu
tahun penuh, tidak melakukan apa-apa, kamu tetap akan berubah menjadi
dua
puluh tahun.
Bila saya berusia delapan puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur
selama satu tahun, tidak melakukan apapun, saya tetap akan menjadi
delapan puluh delapan. Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak
membutuhkan suatu keahlian atau bakat.
Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan dalam perubahan.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

"Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak
menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang
tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang 
hidup
dengan penyesalan."
Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang
setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah diupayakannya sejak
beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose meninggal dunia
dengan
damai. Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara
pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari
kami dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk
apapun yang bisa kau lakukan. Ingatlah, menjadi tua adalah keharusan,
menjadi dewasa adalah pilihan.


**********************************************************
The Rose:

Sediakan waktu untuk bekerja; itulah harga sebuah keberhasilan.
Sediakan waktu untuk berpikir; itulah sumber kekuatan.
Sediakan waktu untuk bermain; itulah rahasia awet muda.
Sediakan waktu untuk membaca; itulah landasan kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman; itulah jalan menuju kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk bermimpi; itulah yang membawa kereta anda ke
bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai; itulah hak istimewa Tuhan.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda; hari anda terlalu singkat
untuk mementingkan diri sendiri.
Sediakan waktu untuk tertawa; itulah musik jiwa.

Rabu, 18 Juli 2012

KISAH SEORANG PEMUDA

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Teman-teman yang luar biasa,

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!