Kamis, 01 November 2012

percayalah, genderang harapan masih terus berdentam keras bagi semua generasi


Albert Einstein berkata, “Saya memandang dan melihat apa yang dilihat orang lain. Kemudian saya memikirkan hal-hal yang tak pernah dipikirkan orang lain.”

Sudah seharusnya setiap kita memiliki keinginan sangat kuat untuk menggunakan semua anugerah yang diberikan Tuhan, mendengar genderang harapan berseru kepada kita, “Bangun! Bangun! Melangkahlah ke depan.”

Sering kali sedemikian tumpulnya kemampuan kita untuk mendengar irama genderang yang tidak terdengar oleh orang lain itu hingga kita nyaris tak bisa mendengar pola irama tabuhannya. Apa yang menyebabkan ketulian separah itu?

Penyebabnya adalah terlalu banyak mendengarkan perkataan para nay-sayer (para pesimis). “Kaupikir kau siapa?””Kau tidak berbakat dalam hal itu.” “Kau tidak berpeluang. jadi, untuk apa menc0ba?”

Kalau mendengarkan orang yang negatif, kita bisa terbawa untuk berpikir bahwa mereka memang tahu apa yang mereka bicarakan. Mendengarkan mereka akan membuat mereka bersuara lebih keras. Akhirnya, genderang harapan pun perlahan-lahan meredup.

Bagaimanapun, percayalah, genderang harapan masih terus berdentam keras bagi semua generasi yang sejak awal telah menciptakan kehidupan yang Iebih baik. Albert Einstein, Winston Churcill, Helen Keller, dan jutaan pemikir hebat lain dikeluarkan dari sekolah karena terlalu bodoh untuk diajari.

Mereka diberitahu bahwa mereka terlalu bodoh untuk belajar!. lngat, tidak ada seorang pun yang mengetahui kemampuan Anda selain diri Anda sendiri.

Genderang harapan itu masih ada sampai sekarang. Yang harus Anda lakukan adalah menaruh jari di atas urat nadi lengan Anda agar dapat merasakannya, agar dapat mendengarnya berseru kepada Anda, “Bangun!”

Di semua rumpun bangsa di bumi ini, sebagian mendengar genderang harapan. Sebagian membungkam para nay—sayer (pesimis) dan sukses. Sabagian lagi jatuh, sedikit berdarah, namun bangun dan berjuang lagi. Mereka yang mendengar adalah para pelaku, pencipta, dan pemimpin. Sebagian berani, dan berbaris maju mengikuti irama genderang.

Apakah itu Anda?

Semoga harapan selalu menyertai Anda dan Sukses untuk Anda.

Tidak ada komentar: