Sabtu, 14 Juli 2012

KECIL JUGA BISA MENGALAHKAN YANG BESAR !!!!

                        Anda tahu film Finding Nemo,bukan ???? Film animasi yang menjadi Box Office pada saat tahun 2003 silam, sebuah film yang berkisahkan seekor ikan clownfish bernama Marlin, yang mencari anaknya, Nemo, yang di tangkap oleh seorang penyelam yang sedang mencari ikan hias, dengan segala upaya dan cara marlin mengatasi berbagai rintangan yang ditemui pada saat itu, antara lain marlin harus menyelam di kedalaman laut yang menyeramkan, menghindari serangan ubur-ubur listrik, sergapan monster bawah laut dan juga hiu lapar.
                       Ya, Jenis ikan clownfish yang kecil seperti marlin memang harus lincah bergerak setiap saat, mereka harus selalu waspada karena ikan - ikan seperti hiu tak akan pernah berhenti memburu dan memangsa. metafora ini dengan tepat menggambarkan langkah - langkah yang harus dilakukan oleh merek - merek yang bukan pemimpin pasar dalam menghadapi  brand leader. merek - merek ini harus berpikir secara cerdik dan berani mengambil langkah - langkah yang berbeda dari kebiasaan umum agar tetap bertahan. 
                        Merek - merek baru atau second brands bukan berarti pemain kacangan. lihat saja, misalnya, konica yang mampu bersaing dengan sang pemimpin pasar, fuji film, dalam bisnis film warna, atau merk - merk seperti Toshiba,JVC,Akari, dll yang bisa menggerogoti pangsa pasar sony ! dalam bisnis produk2 elektronika. begitu pula merk Agip, shell, castrol, dan evalube. masih mencuri peluang di tengah - tengah keperkasaan jajaran produk pelumnas dari pertamina. 
                        Hal serupa terjadi dalam industri penerbangan. kehadiran lion air mampu membuat lanskap bisnis industri ini di indonesia berubah total. para pemain lama seperti Garuda Indonesia, Merpati,Bauraq, dll dengan terpaksa mengubah strategi bisnisnya. dan bukan hanya industri penerbangan yang terkena dampak nya, PT Kereta Api pun terpaksa menyesuaikan diri karena banyak pelangganya yang beralih modal transportasi menggunakan pesawat udara.
                        Memang budget airlines seperti lion air tadi menjadi fenomena dalam industri penerbangan tidak hanya indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. mereka mampu menawarkan harga murah sehingga memikat konsumen pada segmen pasar yang berorientasi harga ( price-oriented segment ). di amerika serikat, kita mengenal southwest airlines sebagi low cost airlines, yang terus menerus untung.  di Eropa, ada Ryan air, dan asia tenggara sendiri ada Air Asia yang sangat fenomenal. 
                        Airasia adalah budget airlines pertama di asia. kehadiranya mengubah secara radikal bisnis penerbangan di benua ini. Asia - yg terkenal dengan masalah birokrasi dan poitiknya yang bebal, terutama yan g terutama menyangkut industri penerbangan sekarang terlihat semakin menuju ke model bisnis penerbangan yang lebih efektif dan efisien. 
                        Terbukti, paling tidak sampai saat ini model bisnis yang di kembangkan airasia ini tepat, Maskapai penerbangan ini mampu menipis keraguan para pengamat yang mengatakan bahwa budget airlines seperti airasia ini hanya akan bertahan selama dua bulan atau paling lama enam bulan, nyatanya, bisa kita lihat. airasia malah berekspansi dengan gencar. 
                        nah ngomong - ngomong soal air asia kebetulan saya sempat bertemu lansung dengan pendiri sekaligus ceo, tony fernandes, sewaktu sama - sama jadi pembicara di asian strategy and leadership institute. 
                        tony fernandes menyebut perusahaan nya sebagai david, sedangkan para maskapai penerbangan besar di sebutnya Goliath, namun saya bilang  kepadanya istilah david bagi air asia mungkin kurang tepat, terminologi yang lebih tepat adalah mercusuar ( lighthouse ), yang memberikan arah bagi semua maskapai penerbangan besar. 
                        wah, apa maksud mercusuar ini ????
iastilah ini saya dapatkan dari buku eating the big fish : how challenger brands can compete again brand leaders, karya adam morgan, mantan joint european planning director of TBWA, salah satu advertising agency terbesar dunia. 
                         Adam Morgan adalah pakar merek yang khusus mengatasi pergerakan merek nomor dua atau merek baru , dalam menantang pemimpin pasar atau established brands alias merek yang sudah mapan. menurutnya, sukses sebagai sebuah challenger brands datang lewat pengembangan identitas itu secara intensif dan konsisten sehingga layak nya mercusuar, konsumen pun menyadari keberadaanya. 
                         Ya, challenger brands seperti air asia memang harus kreatif dan mampu keluar dari rule of the game yang selama ini lazim berlaku di industrinya lebih baik menciptakan aturan sendiri, jika tidak, mereka akan selamanya mengikuti aturan - aturan yang telah di buat, oleh para pemain besar yang telah sangat mapan. 
                         jadi, jangan remehkan merek-merek kecil, mereka bisa mengubah lanskap bisnis secara drastis dan membuat para pemain besar kelimpungan. kalau di pikir - pikir, piala eropa 2004 yang lalu pun menyodorkan sebuah pertanyaan kepada kita bagaimana para raksasa seperti italia, jerman, atau belanda, misalnya harus mengakui kehebatan team underdog yang selama ini di anggap enteng ?

anda mau comment ??????

Tidak ada komentar: